Gunung Santri: Wisata Religi di Serang, Banten

 



Gunung Santri terletak di Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara, Serang, Banten. Gunung dengan ketinggian 600 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini memiliki sejarah dan kisah yang menarik. Salah satu tokoh penting dalam sejarah Gunung Santri adalah Syekh Muhammad Sholeh, seorang penyebar agama Islam di Banten, khususnya di Bojonegara. Pada masa itu, Banten masih dikuasai oleh Kerajaan Hindu yang dipimpin oleh Prabu Pucuk Umun.

Syekh Muhammad Sholeh merupakan santri kesayangan Sunan Ampel. Setelah menimba ilmu dari Sunan Ampel, ia melanjutkan pembelajarannya kepada Sultan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati di Cirebon. Sunan Gunung Jati kemudian menugaskan Syekh Muhammad Sholeh ke Banten untuk mencari putranya, Sultan Maulana Hasanudin, dan membujuknya pulang.

Setelah bertemu dengan Sultan Maulana Hasanudin di Gunung Lempuyang di Kampung Merapit, Syekh Muhammad Sholeh berusaha membujuknya pulang. Namun, Sultan Maulana Hasanudin menolak karena ingin menyebarkan agama Islam di Banten. Akhirnya, Syekh Muhammad Sholeh menetap di Banten untuk membantu menyebarkan Islam dan menjadi penasihat Sultan Maulana Hasanudin. Gunung Santri pun dijadikan markas mereka.

Keberhasilan Syekh Muhammad Sholeh dan Sultan Maulana Hasanudin dalam menyebarkan Islam di Banten, dari bagian selatan Gunung Pulosari hingga Pulau Panaitan di Ujung Kulon, mengundang kemarahan Prabu Pucuk Umun. Prabu Pucuk Umun menantang Sultan Maulana Hasanudin untuk bertarung dengan cara "Ngadu Ayam" (adu ayam), dengan perjanjian bahwa yang kalah harus memeluk agama yang dianut pemenang. Atas izin Allah SWT, Syekh Muhammad Sholeh berubah menjadi ayam jago dan memenangkan pertarungan tersebut.

Meskipun demikian, Prabu Pucuk Umun dan pasukannya tidak menerima kekalahan mereka dan mengajak Sultan Maulana Hasanudin untuk berperang. Pasukan Sultan Maulana Hasanudin berhasil memenangkan perang, dan Prabu Pucuk Umun serta pasukannya mundur ke pedalaman Rangkas, yang kini dikenal sebagai Suku Baduy. Peristiwa ini menjadi sejarah penting mengenai asal-usul Suku Baduy.

Setelah tugasnya selesai bersama Sultan Maulana Hasanudin, Syekh Muhammad Sholeh kembali ke Gunung Santri dan melanjutkan penyebaran agama Islam di sana bersama para santrinya. Beliau wafat pada usia 76 tahun dan berpesan kepada santrinya untuk dimakamkan di atas Gunung Santri. Hingga saat ini, Gunung Santri menjadi tempat wisata religi bagi para peziarah dari berbagai daerah.

Lebih baru Lebih lama