Stabilitas Politik Ala Jokowi


Harus diakui bahwa kemampuan politik Presiden Jokowi tidak biasa, ia mampu menjalankan setiap program yang direncanakannya. ini bukan suatu hal yang kebetulan, tapi karena kemampuan sang presiden ke 7 dalam melakukan rencana dan strategi untuk stabilitas politik. Gaya Politik Jokowi yang mudah diterima masyarakat membuat ia disukai selain daripada itu gaya politik untuk menggaet politisi ia gunakan sebuah teknik yang banyak orang sebut Meja Makan Jokowi. 

Mari kita mulai dari pertanyan mendasar, mengapa setiap program bisa berjalan dengan lancar?, dan mengapa Jokowi sangat mudah dalam membuat produk regulasi yang ia inginkan ?. Jawaban dari pertanyaan tadi adalah kemampuan menjaga stabilitas politik dengan rumus “persempit oposisi perbanyak kursi pemerintah”. makna dari rumus tadi, yaitu bagaimana seorang presiden mampu membagi kursi eksekutif pada para oposisi agar mereka menjadi pihak pemerintah.

cara menciptakan kestabilan politik dilihat dari jumlah kursi partai yang masuk pada parlemen lalu melakukan pemetaan kelompok yang dibagi menjadi dua yaitu oposisi dan pemerintah. Hasil dari pengelompokan tadi jika kelompok pemerintah mendapat 60% kursi pada legislatif artinya tidak perlu menarik oposisi, namun jika kursi pemerintah hanya 50 % maka seminimalnya ia harus menarik dari oposisi dengan cara memberikan kursi atau jabatan pemerintahan pada pihak oposisi.

Maka hasil dari pembagian tadi akan menciptakan stabilitas politik, efeknya dimana program pemerintah akan mudah untuk disetujui oleh parlemen. maka jika dipelajari tentang Jokowi yang mengambil Prabowo setelah pemilu 2019 adalah langkah menciptakan stabilitas politik agar ia mudah dalam melaksanakan setiap rancangan programnya. Kesimpulannya adalah ciptakan mayoritas dalam parlemen maka semua program akan terjamin aman, karena kurangnya oposisi dalam parlemen adalah suatu penentu berjalannya program.

Lebih baru Lebih lama